14 Des 2010

MENYERAP SPIRITUALITAS POTTER


Sumber: Koran Jakarta, 06 Desember 2010
Judul : Magical Leadership: Mempraktikkan Kepemimpinan dan Manajemen yang Menyihir
Penulis : Tom Morris
Penerbit : Nuansa Cendekia, Bandung
Tahun : I, Juni 2010
Tebal : 406
Ada banyak jalan meraup ilmu pengetahuan. Salah satunya ialah berguru pada kesuksesan dari sesuatu yang diminati masyarakat. Sudah barang tentu sesuatu disukai atau tidak itu memiliki alasan dan latar belakang. Harry Potter, buah karya J K Rowling, memiliki pesona untuk diserap ilmunya. Magical Leadership adalah buku yang berambisi menggali mutiara dari kisah Potter.
Salah satu yang paling menonjol ditulis oleh Tom Morris ini ialah karakter kepemimpinan. Kepemimpinan yang menyihir , demikian istilahnya, ternyata bukan berbasis dari klenik atau supernatural, melainkan dari basis kemanusiaan. Alasan Morris menulis buku ini ialah ketakjuban mengapa banyak orang tertarik dengan Potter.
Di mata Morris, Potter bukanlah sesuatu yang hampa tanpa makna seperti yang dibayangkan kebanyakan orang, atau seperti para pembaca dan penonton yang setengah hati menyerap pengetahuan di dalamnya. Dengan cara khusus inilah Morris tertantang untuk memberikan makna khusus melalui buku ini.
Morris berpikir Harry Potter sama sekali bukan untuk menunjukkan kepada anak-anak, dan juga kepada para pembaca dewasa lainnya, pentingnya tongkat dan mantra sihir dalam kehidupan para tokohnya, tetapi lebih untuk menunjukkan pentingnya kebajikan klasik pada kehidupan mereka, dan implikasinya pada kehidupan kita juga (halaman 35-36).
Leadership (kepemimpinan) dalam sosok Potter memiliki esensi jiwa kepemimpinan humanis. Potter bukanlah raja, melainkan mitra setara yang bekerja untuk kelangsungan pergaulan hidup kolektif. Kita tahu, Harry Potter, oleh JK Rowling didudukkan sebagai seorang anak yang hanya memiliki beberapa kelebihan, juga kekurangan.
Anak-anak lain pun memiliki hal yang sama. Harry bukanlah orang yang serba mampu dalam banyak hal. Ia anak biasa, yang lazim bingung, mudah kaget oleh sesuatu yang mendadak, tidak banyak pengetahuan yang menonjol dari teman-temannya, dan sering melakukan kesalahan.
Melalui Harry Potter, Morris menunjukkan bahwa JK Rowling adalah seorang filsuf yang cerdas karena mampu menyampaikan gagasan hidup yang unik kepada setiap orang, dari anak-anak sampai orang tua.
Di dalamnya terentang luas makna kehidupan dari habitat kemanusiaan, bahwa ternyata hidup ini tidak akan ditemukan kekuatan hebat dari mantra, kitab tua, kata rahasia, batu bertuah atau sesuatu yang tanpa proses.
Yang ada justru sebuah makna tentang bagaimana keajaiban hidup itu bisa dihasilkan melalui perjuangan kemanusiaan.
Peresensi adalah Makmun Yusuf, peminat Kajian Buku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar