18 Nov 2013

air,-

Tidak ada komentar:
Tulisan ini dimuat juga di www.nu.or.id

Mari bernostalgia dengan air. Dulu, ketika kecil, saya selalu minum air dari kendi, sebuah teko mungil yang terbuat dari tanah. Air yang saya minum itu adalah air sumur yang dimasak dulu di dapur. Jika sudah suam kuku, air lalu dimasukkan ke dalam kendi, Jadilah air yang dingin. Jika air baru saja dimasak, dan saya sangat haus, sering kali bapak saya mendinginkannya dengan cara dituang dibolak-balikan dari gelas ke gelas. Walau haus, saya menunggunya dengan sabar.

Kini jauh berbeda, air sepertinya begitu mudah didapatkan, di depot-depot air isi ulang, di super market. Jika ingin mendinginkannya, cukup masukkan saja ke dalam kulkas, tak perlu lagi kendi. Praktis memang, tapi jelas ada yang hilang, tidak ada lagi proses pendinginan dari gelas ke gelas dan tidak ada lagi pelajaran kesabaran.
Dulu, waktu masih nyantri di Buntet Pesantren Cirebon, setiap malam jumat selalu ada acara yang disebut “Manakib-an”,  yaitu kenduri dan pembacaan shalawat untuk kanjeng Nabi Muhammad SAW, biasanya kami lakukan ini di masjid atau cukup di aula asrama. Kami membentuk lingkaran, di tengah lingkaran kami meletakkan beberapa wadah yang berisi air minum. Tak jarang, usai manakib-an, air-air itu diserbu demi mengalap berkah.

Konon, air yang diperdengarkan dengan bacaan–bacaan doa dan shalawat akan membuat air tersebut berkah, jika diminum akan membuat otak cerdas, bermanfaat dan sehat. Kepercayaan yang sudah turun-temurun ini telah sejak lama diajarkan oleh para guru saya di pesantren. Lalu saya bepikir dari mana ceritanya? Dari mana logikanya? Walaupun demikian, saya tetap percaya dengan tradisi dan kepercayaan yang turun temurun itu; kepercayaan kuat akan menghancurkan logika.

16 Nov 2013

teater

Tidak ada komentar:
The Queen and the Rebels oleh Saturday Acting Club  

Tanggal 3 Oktober tahun lalu, malam hari di Salihara, saya dan dua sohib senior sejoli Abud dan Efri, menyempatkan diri untuk menonton suguhan drama dari Saturday Acting Club, sebuah kelompok teater dari kota Jogja. Mereka membawakan naskah berjudul “Pemberontak dan Ratu”. Pementasan ini adalah bagian dari rangkaian acara festival Salihara tahun lalu. Efri yang membayari tiket kami bertiga.

Kami bertiga duduk di barisan bangku paling depan, Andri dan Efri duduk berdampingan di tengah barisan depan, sementara saya memilih duduk terpisah, yaitu di samping barisan tepat dekat salah satu pintu masuk panggung.

Saat masuk, telinga kami diperdengarkan alunan piano yang pelan. Panggungnya berbentuk proscenium, tampak setingan sebuah ruangan yang lengkap dengan satu meja dan bangku-bangku. Saya duduk sudah agak lama namun pementasan belum jua dimulai, alunan piano masih diperdengarkan. Penonton sudah penuh. Tak lama, suara piano redup berganti bunyi-bunyian rentetan senjata api, sesekali bom, dan atmosfer perang perlahan demi perlahan merasuk dalam peristiwa. Setelah itu peristiwa demi peristiwa mulai dimainkan sampai usai. Intinya keluar gedung teater kami membawa secercah cahaya terang.

12 Nov 2013

Pispot

Tidak ada komentar:
Simpel, praktis, cukup sambil berdiri, tinggal pencet tombol, selesai. Ya, itulah Pispot.  Kalau kita berkunjung ke mal atau kantor-kantor perusahaan, Pispot selalu ada di toilet laki-laki, dan tidak ada di toilet perempuan. Jadi, pispot jelas untuk lelaki, bukan untuk waria, apalagi wanita.

Di kantor, tiap kali saya masuk toilet dan bertemu dengan pispot, saya selalu bertanya kiranya siapa yang mendapatkan ide brilian membuat sebuah pispot ini? bagi saya ini menakjubkan. Pispot bukan sekadar alat untuk menyalurkan 'hasrat' buang air kecil tetapi juga sebuah simbol maskulinitas. Pispot adalah simbol kepraktisan, simpel, gampang, santai, itu senada dengan jiwa seorang laki-laki. Lalu bagaimana dengan perempuan? Apa tempat kencing mereka juga di pispot? memangnya perempuan bisa kencing di pispot? logika ini lalu menggiring ingatan saya ke beberapa tahun lalu ketika masih nyantri di Buntet Cirebon, waktu itu zaman pemilu tahun 2004, saya pernah mendengar juru kampanye partai teriak-teriak "perempuan gak boleh jadi pemimpin! karena perempuan gak bisa kencing di botol..!" sampai detik ini masih sangat saya ingat kata-kata itu. Walau bernada seksisme, namun jujur, ada benarnya juga sih. 

Selain memang tidak bisa kencing di botol, perempuan memang tidak diciptakan untuk menjadi pemimpin, karena kata Tuhan laki-laki adalah pemimpin (pelindung) bagi perempuan (lihat: surah Annisa ayat 34). Dalam shalat, Perempuan hanya boleh mengimami perempuan lainnya, jika ada laki-laki walaupun ia anaknya si perempuan tetap saja si anak laki-laki itu yang berhak menjadi imam, bahkan jika ada huntsa (waria), maka yang berhak menjadi imam dalam shalat adalah si huntsa, bukan si perempuan. Doktrin agama dan logika-logika normatif yang berlaku itu lalu semakin mengukuhkan teori bahwa seorang perempuan memang bukan dilahirkan untuk menjadi imam atau pemimpin bahkan pelindung.

11 Nov 2013

Palsu

Tidak ada komentar:
Palsu itu tidak tulen, tidak sah, lancung, tiruan, gadungan, curang, tidak jujur, sumbang, dan lain sebagainya. Siapa orang yang tidak pernah bertemu dengan si palsu ini? rasanya tidak ada. Jadi, mau tidak mau, palsu sudah menjadian bagian dari kenyataan hidup kita sehari-hari.

Palsu memang kosakata yang akrab, bahkan sangat akrab di kehidupan. Sialnya palsu tidak melulu terjadi antara satu orang dengan orang lain. Tapi terjadi pula antara diri sendiri dan diri sendiri alias terjadi di dalam diri sendiri. Ini bener loh, kita ini kerap berbuat palsu loh sama diri kita sendiri, bahasa kerennya mungkin, membohongi diri sendiri. Ngantuk bener nih.. beloman Isya, tidur dulu deh bentar, entar bangun rada maleman sekalian tahajud, dalam hati: yaa mudah-mudahan aja bisa bangun. tapi.... khhkkhh terus molor deh sampe jam 6 pagi, Subuh juga sekalian disikat. Palsu gak? Saya kalau pulang biasanya lewat Cirendeu yang rada lancaran dikit nanti keluarnya di pascasarjana UIN, soalnya jalan lebak bulus menuju Ciputat biasanya macetnya gak kira-kira. Suatu hari jalan keluar tol lebak bulus kok rada sepi.. eh kali aja ke sananya juga sepi.. tapi di hati bilang biasanya sih abis lebak bulus macetnya sableng.. pas lewat bener aja.. ternyata macetnya edan... kalau gitu mah tadi lewat cirendeu aja dah...Palsu...

9 Nov 2013

Kun Yusuf Mansur

Tidak ada komentar:
KUN YUSUF MANSUR; Kisah Perjalanan Hidup Ustadz Yusuf Mansur
Penulis: Masagus A Fauzan yayan
Editor: Hijrah & Adhika
ukuran: 14,5 x 21
tebal halaman: 212
kertas: HVS
Terbit: November 2013
harga: 65.000,-


Ustadz Yusuf Mansur adalah seorang dai muda yang sedang dalam sorotan khalayak ramai. Ustadz Yusuf Mansur yang terkenal dengan konsep sedekah dan program penghafalan Al-Qur’an adalah kiai muda yang kreatif, inovatif, dan mobile. Melaui Web, jejaring social seperti facebook dan twitter, Yusuf Mansur memasuki celah-celah ruang publik yang jarang dilakukan oleh dai yang lainnya. Melalui media ini ustadz Yusuf Mansur kemudian menyebarkan dakwah Al-Qur’an, misalnya One Day One Ayat (ODOA), mengajak orang untuk memperkuat ketauhidan, mendawamkan shalat Dhuha dan Tahajud, mengajak berbisnis secara islami, bersedekah, dan ide-ide brilian lainnya. Setiap harinya Yusuf Mansur melui akun twitter @Yusuf_Mansur mengingatkan dan mengajak orang-orang untuk rajin berzikir, bershalawat, dan bersedekah. Tak jarang setiap kicauannya ini selalu diretwit oleh ratusan followers yang kini berjumlah lebih dari satu juta.

Buku yang berjudul ”KUN YUSUF MANSUR; Riwayat Perjalan Hidup Ustadz Yusuf Mansur” ini berisikan tentang perjalan kehidupan spiritual yang dijalani oleh yusuf Mansur dan juga berisi kisah yang diceritakan oleh orang-orang yang pernah dekat, bertemu, dan merasakan keluhuran budi pekerti dari seorang yusuf Mansur.

Di dalam buku ini akan tergambar bagaimana kehidupan Ustadz Yusuf Mansur, pengalamannya selama belajar baik belajar di pesantren, hotel prodeo (penjara), dan dakwah yang mengusung tema sedekah. Ustadz Yusuf Mansur. Kini dia telah menjadi ikon dai muda yang punya ribuan jemaah. Ia muncul di banyak acara televisi, tablig akbar, seminar, dan lain sebagainya.

21 Okt 2013

Panduan Shalat Sunah Terlengkap

Tidak ada komentar:
Judul Buku: Panduan Shalat Sunah Terlengkap
Penulis: KH. Muhammad Sholikhin
Editor: Hijrah &Adhika
Tebal Hal: 220
Tahun Terbit: Oktober  2013

Shalat adalah pembuka titik balik dan cermin bagi umat Muslim untuk mengejawantahkan rasa syukur atas kenikmatan yang telah diberikan oleh Allah SWT di setiap waktu. Shalat juga merupakan salah satu sarana untuk berkomunikasi dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Shalat akan melahirkan ketakwaan, keduanya bejalin kelindan dalam kehidupan seorang Muslim. Jika shalat tidak dijalankan, maka seseorang tidak akan cukup mampu memberi dorongan batin kepada dirinya sendiri untuk berbuat sesuatu ke tingkat ketakwaan yang sejati, oleh karena itu ketakwaan yang sewaktu-waktu dapat berkurang dan bertambah memerlukan pemeliharaan terus menerus melalui shalat yang kontinu.

Buku ini memuat informasi dan panduan tentang 117 jenis shalat sunah, baik yang disyaiatkan, diperselisihkan, sampai yang dianggap bid’ah oleh sebagian ulama.

Buku ini disusun secara sistematis dan praktis, sehingga pembaca dapat dengan mudah dibimbing untuk melakukan langkah-langkah dalam melaksanakan shalat sunah

Buku ini disusun oleh penulis (seorang ulama yang memimpin majelis taklim) yang sebelumnya telah menulis buku Panduan Shalat Lengkap dan Praktis. Beliau kompeten dalam bidang keagamaan, seperti tafsir, fikih, kajian Tasawuf, dan sejarah Islam

19 Okt 2013

Bekerja

Tidak ada komentar:
“Kalau hidup sekadar hidup, babi di hutan juga hidup. Kalau bekerja sekadar bekerja, kera juga bekerja.”—Buya Hamka

Telah menjadi keniscayaan bahwa kehidupan manusia akan dapat berjalan baik jika setiap orang mau bekerja. Dengan bekerja, seseorang akan menguatkan tali antara kepentingan individu, kepentingan sosial, serta kepentingan kehidupan yang lebih luas lagi. Dalam Islam, bekerja bukan sekadar untuk mendapatkan materi, tetapi bekerja merupakan aktivitas yang mulia. Dengan bekerja, seseorang akan mendapatkan jalan untuk melaksanakan perintah-perintah Allah SWT yang berkaitan dengan finasial, seperti zakat, infak, dan sedekah.

Jika kita ditanya, apa arti “bekerja” bagi kita? Apakah kita menjawab bahwa bekerja adalah jalan untuk mencari uang? Mencari kebahagiaan? Sekadar mencari kesibukan? untuk membangun kepercayaan diri? Atau untuk ibadah?

Bekerja adalah untuk mendapatkan materi untuk memenuhi kebutuhan kita, namun jangan dilupa, manusia dan makhluk lainnya memang bekerja, tapi Allah SWT-lah yang mempunyai kekuasaan untuk mencurahkan rezeki dan keberkahan. Coba kita lihat dan renungkan, matahari dengan cahayanya bekerja menyinari bumi, membantu seluruh makhluk untuk hidup dan menghidupi dirinya. Hujan bekerja membasahi bumi, lalu pohon-pohon tumbuh, pohon-pohon ini pun bekerja keras menghasilkan buah-buahan untuk dimakan oleh manusia, begitu seterusnya. Seluruh keteraturan itu tentunya berasal dari Allah SWT, Tuhan Yang Maha Memberi. Dia-lah yang senantiasa memberi percikan cahaya dan kehidupan bagi entitas-entitas yang gelap, dan memelihara serta membesarkan seluruh makhluk untuk memenuhi kebutuhan mereka yang tak berujung.

12 Sep 2013

Strategi Pendidikan Islam

2 komentar:
Judul Buku: Strategi Pendidikan Islam
Penulis: Prof. Dr. Mujamil Qomar
Editor: Hijrah &Adhika
Tebal Hal: 386
Tahun Terbit: Agustus 2013

Strategi pendidikan Islam yang tertuang dalam manajemen pendidikan Islam adalah salah satu kunci keberhasilan pendidikan Islam yang belum banyak mendapat perhatian besar. Banyak orang yang ingin mengenali bahkan menguasainya. Namun sebagian dari mereka masih mempertanyakan keberadaannya, adakah manajemen pendidikan Islam itu?

Strategi pendidikan Islam mencoba mengurai dan mewarkan alternatif solusi sebuah strategi yang mampu mengeluarkan para awak pendidikan Islam di Indonesia dari kungkungan multiproblem pendidikan nasional yang telah jamak kerap terlontar dalam diskusi maupun pemberitaan media. Problem-problem tersebut antara lain: (1) fasilitas dan sarana, di antara kondisi faktual yang dapat kita temukan adalah rusaknya ribuan gedung sekolah, bahkan banyak di antaranya roboh dan belum diperbaiki, serta belum adanya akses bagi warga untuk memperoleh dan menikmati sekolah; (2) guru, yang kesejahteraannya hingga sekarang belum terjamin benar, dan kualitasnya pun masih belum memadai dan belum memenuhi arus kemajuan yang terus berkembang; dan (3) kurikulum yang belum memperlihatkan arah yang jelas dan orientasi arah ke depan yang prospektif, dan kalaupun baik dan menjanjikan, kurikulum yang yang dibuat sering kali tidak disesuaikan dengan kemestian operasionalitas, efisiensi, dan efektivias sehingga dirasa memberatkan para pelajar.

Eva: Ustadzah Cinta Ketiban Cinta

Tidak ada komentar:

Judul Buku: Eva Ustadzah Cinta Ketiban Cinta
Penulis: Achi TM
Editor: Hijrah & Adhika
Tebal Hal: 540
Tahun Terbit: September 2013


Karena sudah 27 kali ditolak saat wawancara kerja, akhirnya Eva membuka biro jodoh islami. Agar kesannya lebih islami dan bergengsi, Eva yang belum secara kafah mengenakan jilbab nekat menyamar menjadi ustazah cinta yang berjilbab, berkacamata, dan punya tahilalat di wajahnya.

Perannya sebagai ustazah cinta sangat bertolak belakang dengan kehidupan aslinya yang urakan, berpakaian seksi, berambut pink, dan vokalis band metal. Banyak masalah yang Eva alami ketika menjalani kepribadian gandanya termasuk membohongi perasaannya sendiri terhadap Fatih seorang bisnisman muda yang tampan dan soleh yang sedang mencari pasangan.

8 Jul 2013

Menyoal Karya Sastra Terjemahan

Tidak ada komentar:

 Tulisan ini juga dimuat di horisononline.or.id

Ulasan tipis ini dibuat untuk kepentingan diskusi Erlangga Book Club, Sabtu 13 April 2013

Prolog 
Izinkan saya membuka tulisan ini dengan kalimat-kalimat kegelisahan yang belakangan merundungi jiwa. Beberapa minggu lalu, saudari Winda sebagai penanggung jawab acara diskusi meminta saya untuk menjadi pemateri dalam diskusi Erlangga Book Club yang kalau tidak salah baru berjalan satu kali. Yang terlintas dalam pikiran saya waktu itu adalah perihal apa kiranya yang dapat saya sampaikan? Selama beberapa hari--di tengah kesibukan saya sebagai editor--saya mencari materi yang sekiranya tepat untuk dijadikan bahan diskusi, akhirnya saya putuskan untuk membicarakan tentang problem penerjemahan karya sastra, yang sekiranya cukup layak  menjadi bahan diskusi di Erlangga book club.

Inti permasalahan pada topik ini adalah: Penerjemahan karya sastra asing yang serasa jauh panggang dari api. Banyak karya sastra berbahasa asing diterjemahkan dengan kurang baik sehingga gagasan dan informasi yang diciptakan oleh penulis tidak mampu ditangkap dengan baik oleh pembaca, misalnya pengadopsian kultur asing secara mentah-mentah—tidak disesuaikan—ke dalam kultur Indonesia tentunya akan mengakibatkan ketidakpahaman pembaca sehingga makna tulisan menjadi bias dan lepas dari apa yang sebenarnya ingin disampaikan penulis. Hal ini kemudian yang mengakibatkan tulisan kurang atau bahkan tidak berkualitas.  

Problem penerjemahan karya sastra asing sebenarnya telah banyak disinggung oleh banyak penulis dan kritikus sastra kita, seperti Goenawan Mohamad, Ajip Rosidi, A Teeuw, Mochtar Lubis, Damhuri Muhammad, Aprinus Salam, dll. Secara umum, orang-orang ini menilai bahwa perlu ada kajian khusus yang mendetail tentang perihal bagaimana menerjemahkan karya sastra asing. Tidak hanya itu, problem ini juga telah menjadi buah bibir yang sering diperbincangkan di beberapa diskusi (seminar atau pembicaraan di dunia maya), dan ternyata tak sedikit orang yang yang mengatakan bahwa penerjemahan kita kurang menggairahkan, tidak bagus, tidak layak, dan sederet kepedihan lainnya yang tak perlu ditulis di sini.

15 Mei 2013

Mengapa Waktu Shalat Berbeda-beda?

4 komentar:
blog.innomuslim.com
Shalat adalah ibadah yang telah ditentukan waktunya. (QS. An-Nisa: 103). Setiap waktu shalat adalah pembuka titik balik dan cermin bagi umat manusia untuk mengejawantahkan rasa syukur atas kenikmatan yang telah diberikan oleh Allah SWT di setiap waktu. “Bertasbihlah kepada Allah pada petang hari dan pada pagi hari (Subuh). Segala puji bagi-Nya di langit, di bumi, pada malam hari dan pada siang hari (Zuhur).” (QS. Ar-Rum: 17-18).

Pergantian waktu siang dan malam, pergantian bulan ke bulan, tahun ke tahun dan seterusnya adalah sunatullah tak terelakkan. Begitu pun dengan waktu shalat yang terus berputar dari siang ke malam. Perputaran itu adalah adalah siklus yang berjalin kelindan dengan penggenapan-penggenapan nikmat yang diberikan oleh Allah SWT kepada umat manusia. Allah SWT tentu memiliki maksud tertentu dalam penetapan waktu-waktu shalat, dan kita sebagai makhluk yang diberi akal diharapkan untuk berusaha menyingkap maksud tersebut, walaupun secara hakikat, hanya Allah SWT yang mutlak mengetahui maksud-maksud tersebut.

Saat fajar datang, suara-suara azan diperdengarkan, pintu-pintu keberkahan terbuka lebar menyambut para manusia yang larut dalam keterlelapan. Fajar atau waktu Subuh adalah sebuah mukadimah di mana langit yang gelap perlahan berubah menjadi terang yang menandakan sebuah hari dimulai. Di waktu ini Allah SWT memerintahkan seluruh manusia untuk melaksanakan shalat Subuh dan memanjatkan rasa syukur karena masih diberi kenikmatan hidup untuk menghirup udara dunia dan menikmati pesona langit yang terang-benderang. Allah mempersilakan manusia untuk selalu mengharapkan perlindungan dari-Nya, Tuhan yang menguasai Fajar (QS. Al-Falaq: 1). Pagi adalah simbol kebangkitan, simbol semangat dalam menyambut datangnya hari di mana kita semua memulai aktivitas.

16 Apr 2013

Bismillah

Tidak ada komentar:
manazar.com
Bismillah (Dengan Nama Allah) adalah awal dari semua hal yang baik. Frase ini adalah salah satu simbol Islam. Bismillah adalah kalimat yang terus menerus dilafalkan oleh semua umat Islam sebagai ungkapan pasrah kepada Allah SWT. Bismillah adalah sumber kekuatan dan keberkahan yang tak habis-habis.


Bediüzzaman Said Nursi di dalam karyanya Risale-i Nur pernah menganalogikan keistimewaan kalimat Bismillah dengan cerita dua orang musafir yang menempuh perjalanan di gurun pasir yang tandus. Musafir yang pertama adalah orang yang cerdas dan rendah hati, sedangkan musafir yang kedua adalah orang yang sombong dan merasa kuat. Musafir yang pertama selalu mendengar saran bahwa untuk selamat dalam perjalanan dia harus mengingat nama seorang kepala suku yang kuat dan berpengaruh. Sedangkan musafir yang kedua tidak pernah mau mendengarkan saran dan mengingat nama seorang kepala suku. Ia menganggap dirinya kuat dan hebat.

Musafir pertama selalu selamat, karena setiap kali bertemu kawanan bandit, dia selalu berkata: “Saya berjalan atas nama kepala suku ‘ini’,” lalu ia dibiarkan lewat tanpa diganggu, bahkan ia diperlakukan dengan hormat. Sebaliknya, musafir yang sombong selalu mengalami bencana dan rasa takut terus menerus karena ia tidak mengenal siapa-siapa dalam perjalanan. Tidak ada yang dapat ia andalkan selain dirinya sendiri yang sombong. Tidak ada yang mau memberinya pertolongan, bahkan hartanya ludes dirampas kawanan bandit.

11 Apr 2013

Islam dan Pembebasan Menurut Asghar Ali Engineer

Tidak ada komentar:
Oleh: Iqra Anugrah: Mahasiswa Doktoral Ilmu Politik di Northern Illinois University, AS
INDOPROGRESS, 24 Juli 2013

Pada 14 Mei, 2013, dunia Islam kehilangan salah satu putra terbaiknya, Asghar Ali Engineer, penulis dan aktivis Islam progresif asal India,  yang menghembuskan napas terakhirnya. Sebagaimana kata pepatah, manusia mati meninggalkan nama, begitupun juga Engineer. Pemikir yang terkenal dengan kontribusinya pada studi Islam dan gerakan progresif ini, meninggalkan begitu banyak buah pemikiran yang membahas berbagai topik: dari sejarah Islam, teologi pembebasan, studi konflik etnis dan komunal, analisa gender, studi pembangunan dan masih banyak lagi. Sebagai bagian dari apresiasi atas kontribusi Asghar Ali Engineer yang begitu besar bagi dunia Islam, negara-negara dunia ketiga, dan gerakan progresif pada umumnya, tulisan ini didedikasikan untuk mengulas pemikiran-pemikiran Engineer dan relevansinya di masa kini.
Dikarenakan banyaknya jumlah dan luasnya cakupan karya-karya Engineer, adalah mustahil untuk membahasnya secara mendetail. Oleh karena itu, saya akan fokus kepada beberapa tema utama dalam pemikiran Engineer, yaitu sejarah Islam, teologi pembebasan, negara dan masyarakat dan studi konflik komunal.

Sekilas tentang Asghar Ali Engineer
Asghar Ali Engineer lahir di Salumbar, Rajasthan, pada 10 Maret 1939. Ayahnya, Shaikh Qurban Hussain, adalah seorang ulama di komunitas Muslim Dawoodi Bohra, sebuah cabang dari tradisi Isma’ili dalam Islam Syi’ah. Komunitas Dawoodi Bohra pada masa awal perkembangannya sempat mengalami persekusi baik dari komunitas Sunni maupun Syiah arus utama, sebelum kemudian mereka bermigrasi ke India dan aktif dalam dunia perdagangan dan proyek-proyek komunitas dan filantropis, seperti pembangunan sekolah, rumah sakit, perumahan dan fasilitas umum lainnya, seminar dan berbagai program pendidikan komunitas, serta promosi kesenian dan arsitektur Islam. Dalam konteks inilah Engineer tumbuh. Sedari kecil, Engineer juga menekuni studi Islam dari berbagai aspeknya.

10 Apr 2013

Menara Cinta

Tidak ada komentar:
cover by: Mayka R. Asnawiyyah
Judul Buku: Menara Cinta; Istikharah Cinta Zalfa
Penulis: Widuri R. Al Fath
Editor: Hijrah & Adhika Prasetya
Tebal Hal: 280
Tahun Terbit: 2013


Novel berjudul Menara Cinta yang ditulis oleh Widuri R. Al Fath bercerita tentang perjalanan hidup cinta Zalfa seorang akhwat (muslimah yang taat terhadap agamanya) yang mencintai Arizona sahabatnya. Zalfa tidak pernah mengungkapkan perasaannya kepada Arizona sampai akhirnya Arizona menikah dengan orang lain. Beberapa tahun kemudian Arizona bercerai dengan istrinya dan ingin menikahi Zalfa, keduanya masih saling mencintai, namun cinta mereka ini lagi-lagi kandas karena tidak direstui oleh ibunda Zalfa.
***
Novel ini memiliki struktur plot yang linear. Srtuktur cerita cerita Dimulai dari eksposisi, penanjakan peristiwa, konflik, sampai pada anti klimaks. Namun demikian, penulis cukup cermat menciptakan struktur yang acak, yaitu dengan lompatan-lompatan peristiwa (fragmen) dan letupan-letupan konflik kecil maupun besar secara acak.

Plot novel yang berstruktur linear biasanya akan membuat pembaca cepat bosan, padahal sebuah novel membutuhkan lompatan-lompatan peristiwa atau fragmen yang syarat konflik untuk menjaga mata pembaca tetap betah membaca. Namun dalam novel ini, penulis cukup cermat menciptakan konflik-konflik kecil di sela-sela menginformasikan peristiwa-peristiwa yang panjang dan melebar sehingga peristiwa yang terjadi tidak hanya menjadi rentetan peristiwa yang disusun kronologis. Aksentuasi dan penekanan karakter tokoh-tokohnya cukup mendalam digambarkan, misalnya penulis turut menginformasikan secara detil latar belakang keluarga, suku, dan golongannya. Tokoh dalam cerita ini cukup unik dan banyak, namun penulis selalu mengekspose tokoh sentral, hal itu dilakukan untuk menjaga intensitas penokohan dalam cerita.

Jangan Lukai Hati Ibumu

Tidak ada komentar:
cover by: Yudi Nur Riyadi
Judul Buku: Jangan Lukai Hati Ibumu
Penulis: Suparno Achmad
Editor: Andriansyah & Adhika Prasetya
Tebal Hal: 176
Tahun Terbit: 2013



Dari Abu Hurairah RA, ia menceritakan, suatu hari ada seorang yang datang kepada Nabi Muhammad SAW seraya bertanya: "Wahai Rasulullah, siapa orang yang paling berhak saya perlakukan dengan baik?" Rasulullah menjawab: "Ibumu!" Orang itu bertanya lagi: "Lalu siapa?" "Ibumu!" jawab Beliau. "Lalu siapa lagi, ya Rasulullah?" tanya orang itu. Beliaupun menjawab "Ibumu!" Selanjutnya orang itu bertanya lagi: "Lalu siapa?" Beliau menjawab: "Ayahmu." (Muttafaqun ‘Alaih).

Hadits di atas memerintahkan agar kita senantiasa berbuat baik pada kerabat terutama adalah ibu, lalu ayah. Didahulukannya ibu karena ia telah mengandung, menyusui, mendidik dan tugas berat lainnya.
"Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya setelah dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu (Q.S. Luqman:14).

Buku ini memuat banyak kisah nyata mengenai bakti seorang anak kepada ibunya, begitu sebaliknya, kasih sayang yang amat besar seorang ibu kepada anaknya. Kisah nyata tersebut menunjukkan betapa seorang ibu bukan hanya keramat di dunia tapi juga menjadi keramat di akhirat nanti.

Sudah semestinya bagi seseorang yang mengaku Muslim mendudukan ibunya pada tempat terhormat setelah mencintai Allah SWT dan Rasulnya. Untuk memulai itu, kisah-kisah inspiratif di dalam buku ini kiranya dapat dijadikan sebagai pegangan.

Buku ini berbahan dasar kisah-kisah nyata sejak zaman Rasulullah Muhammad SAW sampai dengan masa paling mutakhir.Tema mengenai ibu di dalam buku ini bervariasi, tidak hanya ilustrasi mengenai ketaatan namun juga contoh kedurhakaan seorang anak manusia terhadap ibunya, dan akibat yang kemudian ditanggungnya. Buku ini disusun dengan bahasa yang lugas dan ringkas namun secara tepat mengemukakan pemahaman dasar Islam dalam kaitannya dengan kehidupan kemasyarakatan kekinian.

beli buku

26 Mar 2013

Bimbingan Karier untuk Pelajar Muslim

Tidak ada komentar:
Cover By: Satrio Amal Budiawan
Judul Buku: Bimbingan Karier untuk Pelajar Muslim
Penulis: Tuwuh Trisnayadi
Editor: Hijrah & Adhika Prasetya
Tebal Hal: 190
Tahun Terbit: Maret 2013

Pada dasarnya setiap manusia menginginkan bahagia dalam hidupnya, baik lahir maupun batin, baik di dunia maupun di ahkirat. Salah satu unsur yang dapat terciptanya hidup bahagia adalah memiliki pekerjaan yang merupakan sumber untuk mendapatkan rezeki dari Allah SWT.

Terkadang seseorang merasa bingung, bagaimana caranya melangkahkan kaki untuk mencapai cita-citanya. Spirit atau semangat untuk meraih cita-cita terletak pada paradigma (mindset) seseorang yang apabila tidak dikenali dan dikembangkan akan hilang begitu saja.

Jika diibaratkan, potensi akal dan kemampuan manusia adalah seekor singa memiliki kekuatan yang sangat luar bisa yang mampu menguasai kehidupan di hutan belantara, semua hewan di hutan tidak ada yang mampu mengalahkan. Maka sang singa pun mendapat gelar si raja hutan.

19 Mar 2013

Hiduplah Seperti Air Mengalir

Tidak ada komentar:
Cover By: Yudi Nur Riyadi
Judul Buku: Hiduplah Seperti Air Mengalir: Makna Berbagai Jenis Air dalam Islam
Penulis: Otong Surasman
Editor: Andriansyah & Adhika Prasetya
Tebal Hal: 152
Tahun Terbit: 2013


Air merupakan kebutuhan utama dalam kehidupan di alam dunia ini. Pada tempat di mana tidak ada air dapat dipastikan juga tidak ada kehidupan. Tidak hanya sebagai sumber kehidupan, diciptakannya air ternyata juga agar dapat dijadikan sebagai sumber hikmah dan kearifan bagi manusia dalam menjalani kehidupan ini.

Bermacam jenis air yang ada di muka bumi ini bukanlah tanpa makna dan tujuan. Air hujan, air laut, air sungai, air sumur, air mata air, air zamzam, air terjun, air kelapa, air mani, dan berbagai jenis air lainnya ternyata memiliki sifat-sifat tersendiri yang mengandung selaksa hikmah agar kita selami maknanya di dalam kehidupan ini.

Dengan menyelami kearifan bermacam jenis air tersebut kita tidak hanya diajarkan untuk hidup sukses di dunia, tetapi juga sukses di akhirat dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mendapatkan ridha-Nya.

Buku ini amat praktis, mudah dipahami, dan mengandung gagasan yang brilian. Buku ini akan membawa kita semua memahami tentang sifat air secara maknawi dan juga secara filosofi.


Beli Buku

8 Mar 2013

Keajaiban Haji dan Umrah

Tidak ada komentar:
Cover by: Satrio Amal Budiawan
Judul Buku: Kejaiban Haji dan Umrah
Penulis: KH. Muhammad Sholikhin
Editor: Sani Nur Latifah, Hijrah S. & Adhika Prasetya
Tebal Hal: 246
Penerbit: Erlangga, Maret 2013


Ibadah Haji dan Umrah di tanah suci adalah upaya menapaktilasi proses penciptaan dan kejadian diri manusia. Prosesi Haji dan umrah adalah refleksi “kembali ke jati diri” dan aktualisasi pengenalan diri, yang mengantarkan pada upaya pengenalan terhadap Allah secara nyata.

Buku setebal 246 halaman ini menyuguhkan pengalaman spiritual menyelami makna-makna terpendam yang terdapat di dalam dua ritual yang hanya dilakukan di kota suci Mekkah itu. Melalui pengamatan penulis, atas dasar teks Al-Qur’an, sunah Nabi, sufisme, dan juga refleksi pengalaman haji para ulama sufi, dua ritual umat Islam ini dibedah dengan tajam dan mendalam, Tidak hanya itu, penulis juga tanpa ragu membeberkan tesis-tesis menarik tentang haji dan umrah, di mana salah satunya penulis mengaitkan hubungan semua ritual haji dan umrah dengan angka-angka dan tubuh manusia.

Menurut penulis, semua jejak Haji dan Umrah yang ada di tanah suci ternyata dipancangkan dan ditetapkan oleh Allah SWT di dalam tubuh manusia. Inilah makna “panggilan Haji” yang sesungguhnya, di mana pada hakikatnya, kelahiran manusia ke dunia adalah Ibadah Haji itu sendiri, dan untuk itulah maka pencarian jejak ke tanah suci menjadi hal yang bersifat fitrah bagi manusia.

1 Mar 2013

Catatan Harian Anne Frank

Tidak ada komentar:
jalasutra.com
Judul : Catatan Harian Anne Frank
Penulis : Anne Frank
Penerbit: Jalasutra,2009
Tebal : 454 halaman
Ukuran : 12 x 19 cm
ISBN : 979-97652-5-0

Apa yang paling menyentuh kalbu dan membakar semangat hidup selain membaca cerita perjuangan dan perlawanan seorang anak manusia?

Membaca perjuangan hidup seseorang, saya selalu ingin memiliki pintu waktu yang dapat menghubungkan saya dengan mereka. Saya ingin larut di dalamnya. Menjadi bagian di dalamnya. Bagi saya, cerita mereka seperti sihir.

Jika kita membaca tetralogi Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer, kita seakan berjalan di atas jembatan kecil yang mengantarkan kita pada rentang sejarah yang teramat jauh, namun terasa begitu sangat dekat. Melalui roman yang lebih serupa dengan berondongan senapan itu, Pram menggelar peta sejarah Indonesia tahun 1898-1918 yang mencekam.

Cerita tentang perjuangan dapat pula kita baca melalui buku "Surat-surat Kartini". Melalui tangan Kartini, kita bisa merasakan emosinya yg memperjuangkan hak kaum perempuan di zamannya.

22 Jan 2013

Kyai Wasid Menggugat!

Tidak ada komentar:
http://gugahjanari.blogspot.com
Cerpen ini dimuat juga di www.nuonline.or.id

Cerita ini hanyalah dramatisasi Peristiwa Geger Cilegon 1888

Matanya nanar, seakan ada rembulan menggantung di sana. Usianya sudah lengkap dengan asam garam kehidupan. Warna rambutnya hanya ada dua, hitam dan putih, berpadu seperti Yin dan Yang, terbungkus serban putih kesayangannya. Usianya memang senja, tapi jika ia berjalan langkahnya masih gagah tegap meskipun ia tak pernah mengenyam pendidikan militer. Lelaki tua itu duduk bersila sambil menatap sekeliling ruang kosong. Sebuah bangunan gelap yang mungkin usianya jauh lebih renta dari usianya. Secercah cahaya lurus menerobos ruangan itu, tampak asap putih mengepul dari corong mulutnya, sesekali ia hisap kepenatan dalam batinnya. Tampak ada rasa kekhawatiran di matanya, kekhawatiran tentang sebuah musim di mana hanya sedikit orang-orang yang mau mengerti tentang arti kehidupan, tentang Tuhan, tentang keyakinan, perjuangan, hak kemanusiaan di ruang-ruang saksi sejarah yang bisu yang semakin tersudut di pinggir desa-desa yang dijajah lahir dan batinnya.
Sudah satu minggu lamanya Kyai Wasid mendekam dalam jeruji besi sejak ia ditangkap oleh pemerintah Belanda. Kyai Wasid dianggap bersalah karena telah berbuat onar menebang pohon Kepuh besar yang akhir-akhir ini disembah oleh warga penduduk desa Lebak Kepala Banten.

Kabar Kematian

Tidak ada komentar:


firmanweh.blogspot.com
Teruntuk Para Orang Tua Kami

“Bang, Bapak jatuh, Bapak masuk Rumah Sakit, cepetan pulang!” Masih terngiang jelas di telinga saat adik perempuanku—Hafidzah—menyampaikan kabar itu sembari menangis terisak-isak. Suaranya terbata-bata. Parau. Napasnya memburu. Aku hanya menjawab seadanya. Jujur saja, hanya ada sedikit rasa khawatir saat aku mendengar kabar itu, bagiku persoalan di kantor jauh lebih mengkhawatirkan, jadi, kuputuskan besok saja menjenguk Bapak. Ya Allah. Betapa angkuhnya aku.
***
Aku dapati tubuh Bapak terbaring lemas, wajahnya seperti dilipat ribuan rasa sakit, tubuhnya tipis, urat tangan dan kakinya menyembul bak sulur. Ada Mama di sampingnya, matanya lebam, tampak kesedihan telah lama membanjiri wajahnya yang kuyu. Aku seperti makhluk bodoh yang tak tahu harus berbuat apa-apa. Mama tak henti-hentinya meratap, kantung matanya memerah, seakan bulan sabit mengantung di sana.
Aku sungguh tak tahu mesti berkata apa kepada Mama, terlebih kepada Bapak. Aku membisu. Kuhampiri keduanya, kucium tangan dan pipi Mama, lalu duduk dan memandangi tubuh Bapak yang kurus kering, warna kulitnya kusam, matanya lebam, kedua bibirnya terkatup, dahinya membentuk parit-parit kecil, guratan tebal penanda jejak hidup dan ribuan peristiwa tampak jelas di sana. Bapak benar-benar terlihat tak berdaya. Aku bertanya perihal mengapa Bapak bisa sampai terbaring di sini, satu per satu dari adik dan kakakku mulai bercerita, sesekali Mama juga menambahkan. Bapak terserang stroke. Di sela perbincangan tiba-tiba Bapak siuman, buru-buru kutopang bahunya, Bapak kini duduk bersandar pada bantal. Matanya menatap mataku, ada rasa rindu menggenang di matanya, aku pun merasakan hal yang sama. Ya Allah, betapa rindunya aku pada Bapak.

Kemiskinan dalam Kekayaan

Tidak ada komentar:
”Keinginan Adalah Sumber Penderitaan.” – Seperti Matahari, Iwan Fals.

Mungkin sudah lumrah sebagian kita memandang bahwa harta benda merupakan alat untuk mengukuhkan identitas sosial yang sangat penting dalam kehidupan. Kekayaan harta bendawi telah menjadi tolok ukur kebahagiaan, kepuasan, dan kenikmatan hidup.

Secara kasat mata, harta benda memang telah mencukupi hidup dan kepuasan kita, namun apakah semua harta benda itu “benar-benar” mencukupi hidup kita? Atau jangan-jangan semua itu hanya kepuasan semu? Masihkah ada yang ingin kita capai? Karena terkadang kita tidak pernah merasa cukup dengan semua itu, kita terus saja menumpuk harta kekayaan, mengejar ambisi jabatan, status sosial, dan lain sebagainya. Sebenarnya apa yang kita cari?

Ambisi dan keinginan benar-benar telah membutakan kita. Tidak sedikit dari kita yang ketika kesulitan dan kesengsaraan melanda hidup, kita berusaha memohon mati-matian kepada Allah untuk keluar dari kesulitan tersebut, namun ketika Tuhan melimpahkan rezekinya, kita kemudian berpaling dari-Nya, kita seakan menjadi orang yang tidak sadar karena dimabuk harta yang berlimpah. Bukankah itu berarti kita telah berlaku curang? Sungguh kerdil dan tamaknya manusia.