4 Apr 2011

Islam Pribumi


                                                Islam Pribumi: Mendialogkan Agama Membaca  Realitas
Penulis : Dr Muslim Abdurrahman
Editor : Sayed Mahdi & Singgih Agung
Penerbit : Erlangga
Tahun terbit: 2003
Tebal buku : xxvii + 236 Halaman


Indonesia adalah negara yang khas dengan kekayaan tradisi budayanya. Maka ketika Islam hadir, dapat dipastikan ia akan bersentuhan dengan budaya serta tradisi yang telah ada. Sejarahpun telah menulis bagaimana persentuhan antara dua sistem nilai ini dalam bingkai yang unik, yang tidak ditemui di kawasan-kawasan lain di belahan dunia.


Pada cacatan sejarah babad Jawa, Walisongo sebagai penyebar agama Islam telah menunjukkan bagaimana akulturasi antara dua nilai yang berbeda ini terjadi. Mereka dengan strateginya dapat dinilai berhasil memadukan dua nilai yang berbeda ini tanpa harus menghilangkan esensi keduanya. Sebagaimana dicatat bahwa Sunan Kalijogo berhasil menjadikan tradisi budaya lokal sebagai alat islamisasi masyarakat setempat merupakan bukti nyata akan keunikan Islam Indonesia.

Dari fakta tersebut, kita bisa menunjukkan bahwa sejatinya Islam adalah agama yang terbuka. Ia mampu menerima dan masuk pada suatu tatanan budaya tanpa harus melewati suatu pertentangan. Pada posisi inilah, sejatinya cita-cita Islam sebagai rahmatan lil ’alamin benar-benar bisa  diwujudkan.

Namun, pada perjalanannya di masa-masa terakhir ini, Islam Indonesia menunjukkan warna yang berbeda. Maraknya gerakan pembaharuan Islam di Indonesia telah menunjukkan warna Islam yang  berbeda dari Islam yang ”khas” pada umumnya. Di samping itu adanya gerakan puritanisasi Islam dari bid’ah dan khurafat juga menjadi warna baru Islam Indonesia. Maka tidak heran, bila akhir-akhir ini kita menjumpai berbagai gerakan yang mencoba menghadirkan Islam yang otentik, islami, dan kaffah yang sering dinamakan Islam yang universal, yang cocok untuk untuk semua tempat dan semua jaman.

Di sinilah posisi buku Islam Pribumi ini hadir menjawab kemunculan warna-warna baru Islam Indonesia itu dengan menunjukkan berbagai sisi-sisi yang berbeda. Buku yang disusun dari berbagai dialog ini menghadirkan wacana-wacana baru yang mungkin tidak terjamah pada awal-awal kemunculan Islam di Indonesia.

Para narasumber yang terdiri dari beberapa generasi muda mencoba melakukan berbagai pendekatan baru. Pendekatan yang disertai semangat berbeda dengan ”ulama” ini dipakai dalam menghadirkan wacana Islam Indonesia yang ”khas.” Mereka mencoba menjawab keberagamaan yang dinilai sebagai keberagamaan impor yang  belum tentu sesuai dengan budaya dan karakter bangsa Indonesia, atau bahkan tidak sejalan dengan semangat tujuan Islam.

Buku ini pada mulanya adalah hasil dialog yang diadakan oleh beberapa stasiun radio yang diselenggarakan oleh Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) NU. Karena dirasa penting sebagai jawaban alternatif atas permasalahan keberagamaan Islam di Indonesia, maka oleh M. Imdadun Rahmat transkrip dialog ini disusun sesuai dengan format aslinya, yaitu berbentuk dialog.

Karena berbentuk dialog, yaitu adanya pemaparan dan dilanjutkan dengan tanggapan serta tanggapan balik, buku ini tidak menyuguhkan suatu permasalahan secara utuh. Wacana yang digulirkan adalah sedikit pengantar permasalahan dan kemudian disusul dengan jawaban  yang ditanyakan oleh penanggap. Sehingga bisa jadi suatu masalah tidak dihadirkan karena memang ketika terjadinya dialog, permasalahan tersebut tidak menjadi bahan pertanyaan.

Akan tetapi, dengan bentuk yang berbeda ini, Islam Pribumi justeru mengahdirkan suatu wacana yang segar. Dimana berbagai pertanyaan serta tanggapan merupakan permasalahan yang memang hangat dan menjadi bahan perdebatan pada masyarakat saat ini. Sehingga, dalam menelaahnya pun, pembaca akan merasakan kesegaran wacana. Hal ini pula yang menjadikan Islam Pribumi menjadi buku ringan, kendati permasalahan yang disajikan merupakan permasalahan yang rumit.

beli buku klik di sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar