8 Mar 2012

Kiamat dan Akhirat

desain oleh: Satrio Amal Budiawan
Judul: Kiamat dan Akhirat: Panduan Ringkas Mengenal Kehidupan Abadi Setelah Mati
Penulis: S ROYANI MARHAN
Editor: Andriansyah, Adhika Prasetya
Jumlah halaman: 166  

Beberapa tahun belakangan ini diskusi mengenai kehancuran alam semesta atau kiamat begitu ramai dibicarakan orang. Ada pula ramalan yang menyebutkan bahwa dunia ini akan mengalami kiamat di tahun 2012. Ramalan itu didasarkan pada perhitungan kalender yang dibuat oleh bangsa Maya, bangsa berkebudayaan adiluhung yang pernah hidup di daerah Yucatan, yaitu wilayah selatan Meksiko sekarang, Guetemala, bagian utara Belize, dan bagian barat Honduras.

Bangsa Maya konon sangat ahli dalam ilmu astronomi, punya penanggalan hari yang sempurna, menguasai perhitungan perbintangan yang rumit, serta mampu berpikir secara filosofis nan abstrak dan canggih. Kalender bangsa Maya disebut-sebut sebagai sistem penanggalan paling akurat yang pernah ada di muka bumi.

Salah satu artefak peninggalan bangsa Maya adalah artefak penanggalan dan inskripsi pada sebuah prasasti batu bata yang ditemukan di situs Tortuguero, pesisir teluk negara bagian Tabasco, Meksiko. Artefak tersebut mengundang kehebohan dalam jagat kosmologi karena diketahui berakhir pada 21 Desember 2012, karena bertepatan dengan akhir siklus Baktun yang ke-13 dengan pengandaian bahwa kalender bangsa Maya dimulai pada 11 Agustus 3114 SM. Adapun satu siklus Baktun diketahui setara dengan 394 tahun. Sehingga dengan demikian, bagi bangsa Maya, tanggal 21-12-2012 merupakan suatu “akhir masa”. 
Para ahli dan arkeolog tidak semuanya sepakat bahwa “akhir masa” versi bangsa Maya merupakan penanda akan terjadinya bencana katastropik yang secara eskatologis dikenal dengan kiamat. Tafsiran semacam itu bahkan belakangan dianggap sebagai persepsi yang keliru. Ada pula yang menafsirkan bahwa berakhirnya kalender bangsa Maya tak lebih merupakan pertanda adanya transisi kesadaran dan spiritual bangsa Maya secara kosmis. Maksudnya, manusia akan memasuki suatu zaman baru (new age) yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan perdaban sebelumnya, bukan akan menghadapi suatu akhir dari dunia ini. Meskipun masih sebatas spekulasi, namun pendapat terakhir ini dianggap lebih berdasar.

Terlepas dari perdebatan itu, kiamat sesungguhnya merupakan hal yang pasti terjadi, terutama dalam perspektif agama samawi. Islam sendiri meyakini bahwa kedatangan hari kiamat merupakan suatu hal yang tidak boleh diingkari. Jika seseorang mengingkarinya, maka ia telah jatuh ke dalam kekafiran.

Bagi Islam, percaya akan kedatangan kiamat merupakan fondasi keimanan yang paling kukuh, selain beriman kepada Sang Pencipta, Allah SWT. Sekalipun begitu, Islam tidak meyakini bahwa kiamat merupakan persoalan yang bersifat matematis, dalam arti dapat dihitung kapan terjadinya di masa depan. Islam menempatkan persoalan kiamat sebagai misteri Ilahi di mana tidak satu pun pihak yang mengetahui kapan akan terjadinya, kecuali Allah SWT semata. Bahkan para Rasul yang diutus Allah SWT, termasuk Nabi Muhammad SAW, tidak bisa mengetahui dan tidak mendapat informasi kapan persisnya kiamat akan terjadi.

Namun, Allah SWT memberikan keistimewaan kepada Nabi Muhammad SAW dengan menyampaikan berbagai pertanda yang akan terjadi menjelang kedatangan hari kiamat. Dalam berbagai hadis disebutkan bahwa menurut skalanya tanda-tanda kiamat terbagi dua, ada yang kecil dan ada yang besar. Sementara menurut waktunya, ada tanda-tanda kiamat yang telah, sedang, dan akan terjadi.

Nabi Muhammad SAW dalam hadisnya pernah mengisyaratkan bahwa interval waktu antara kiamat dengan diutusnya beliau sebagai Rasul ibarat jari tengah dan jari telunjuk. Dari hadis tersebut dapat disimpulkan dua hal: pertama, diutusnya beliau ke muka bumi merupakan satu pertanda kiamat yang telah terjadi. Kedua, dapat pula disimpulkan bahwa saat ini manusia telah berada dalam fase akhir zaman.

Sebuah hadis masyhur (yang populer di kalangan umat Islam) juga menyebutkan bahwa hari kiamat baru akan datang setelah terjadinya 10 fenomena di muka bumi. Kesepuluh fenomena tersebut adalah munculnya kabut (dukhân) yang menyelubungi bumi; munculnya Dajjal; munculnya binatang melata (dâbbat al-ardhi); terbitnya Matahari dari arah barat; turunnya Nabi ‘Isa AS; keluarnya Ya’juj dan Ma’juj; terjadinya gerhana di timur; terjadinya gerhana di barat; terjadinya gerhana di Jazirah Arab; dan keluarnya api dari kota Yaman yang akan menghalau manusia ke tempat penggiringan mereka.

Jika mencermati keadaan hari ini, belum satu pun dari kesepuluh tanda kiamat tersebut telah terjadi. Akan tetapi, masih banyak sekali tanda-tanda kiamat yang ternyata sudah terjadi pada saat ini, sebagaimana diulas dalam buku berjudul Kiamat dan Akhirat: Panduan Ringkas Mengenal Kehidupan Abadi Setelah Mati, yang menegaskan bahwa saat ini merupakan suatu akhir zaman bagi manusia. Satu hal yang patut digarisbawahi dalam buku tersebut adalah bahwa sesungguhnya Islam tidak menyarankan umatnya untuk memikirkan dan mengetahui kapan persis terjadinya kiamat, kecuali bahwa mereka harus siap setiap saat mempersiapkan diri mereka menyongsong peristiwa dahsyat tersebut.

Islam menekankan bahwa dunia ini merupakan tempat dan ladang untuk menanam segala amal kebajikan, agar ketika kiamat datang dan alam akhirat menggantikan dunia ini, manusia telah cukup bekal, sehingga berhak atas kemakmuran dan kebahagiaan surga. Namun, sebaliknya, jika hanya amal buruk dan kesia-siaan yang diusahakan oleh manusia di dunia, maka hanya siksaan dan kesengsaraan neraka yang bakal didapatnya di akhirat. (and)


beli buku: klik di sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar