3 Apr 2011

Mengislamkan Nalar


Judul : Mengislamkan Nalar
Penulis : Mulyadhi Kartanegara
Penerbit : Erlangga, Jakrta
Cetakan: I, 2007
Tebal : xviii + 179 halaman

Dunia selalu bergerak dan berubah. Gerak kehidupan cenderung berkembang ke arah yang lebih baik dan lebih maju. Juga dikatakan bahwa seluruh dunia fisik, termasuk psikis dan imajinal, selalu dalam gerak dan menjadi. Semua inilah yang kita namakan dinamika kehidupan.

Dinamika atau perubahan ini merupakan suatu kenyataan yang tidak bisa kita bantah dan telah menjadi sifat dasar dari segala yang ada di muka bumi, termasuk manusia dan lembaga-lembaga yang mereka bangun. Termasuk di dalamnya adalah bangunan ilmu pengetahuan dan teknologi.


Di sinilah kita saksikan ilmu pengetahuan telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hasil dari ilmu pengetahuan telah memberi manfaat yang cukup signifikan dalam kehidupan manusia. Hal-hal yang dalam dunia terdahulu tidak terbayang, kini menjadi kenyataan yang tidak asing dalam kehidupan saat ini. Dunia seolah dilipat dalam kotak kecil yang bisa disaksikan bersama oleh hampir seluruh manusia di bumi ini.

Namun, berbagai kemujuan tersebut sering tidak berjalan beriringan dengan tingkat kualitas hidup manusia, terutama berkait dengan kehidupan spiritual yang berkaitan dengan agama. Nampaknya, kemajuan dalam dunia fisik telah yingkirkan realitas-realitas nonfisik. Dan di sinilah letak permasalahan yang sangat riskan terutama untuk bangsa Indonesia yang mayoritas beragama.

Dalam hal inilah, Mulyadhi merasa perlu melakukan berbagai upaya untuk dijadikan solusi permasalahan-permasalahan tersebut. Dipililhah islamisasi ilmu sebagai tema utama dan pertama dalam pembahasan kali ini. Di sini naturalisasi sains menjadi suatu hal yang mutlak dilakukan oleh setiap Muslim atas “penyimpangan” modernitas yang hanya bertolak pada realitas fisik empirik saja. Islamisasi merupakan keniscayaan dasar atas bangunan keilmuan dalam Islam, yang nantinya akan menjadi pondasi bagi kehidupan manusia secara umum.
Bagi Mulyadhi, upaya ini bisa dilakukan dengan cara mengkaji kembali beberapa konsep kunci dalam keilmuan Islam, yang sejatinya telah terbangun secara kokoh dalam tradisi keilmuan Islam. Faktapun membuktikan tesis Mulyadhi ini dengan banyaknya karya-karya ulama-ulama klasik terkait dunia sains dan teknologi yang begitu canggih di zaman itu. Maka penggalian akan tradisi ilmiah Islam dipilih oleh penulis sebagai salah satu tema penting dalam buku ini.

Karena buku Nalar Religius ini merupakan bunga rampai (antologi) esai filosofis penulis yang dihimpun dari kumpulan artikel-artikel yang pernah disampaikan secara terpisah, kita akan kesulitan menemukan gagasan penulis secara utuh. Pembahasan yang ada terkesan meloncat dari satu pokok bahasan ke bahasan lainnya, bahkan terkadang sangat jauh. Sehingga, tidak heran bila kita menemukan adanya pembahasan mengenai Perempuan dalam Karya Filsafat, yang tentunya jarang kita jumpai dalam karya serupa.

Namun, sejumlah masalah itu tentu saja tidak berarti apa-apa dibandingkan dengan kontribusi buku ini. Berbagai penelusuran terkait dengan berbagai teori sains modern dilacak denagn cermat, dan hasilnya sangat mengagumkan. Mulyadhi –dengan pengamatannya- berhasil menyingkap berbagai teori-teori modern –seperti evolusi, sosial, budaya, dan lain sebagainya- telah dikembangkan oleh ilmuwan-ilmuwan Muslim jauh sebelum modernitas datang.

Hal menarik lainnya adalah pemaparan yang jelas tentang pengaruh mistisisme dalam dunia fisika baru. Mungkin kita akan jarang menemukan tema ini dalam buku-buku filsafat maupun mistisisme lainnya. Namun, dengan pengkajian yang mendalam, Mulyadhi berhasil menghadirkannya dengan warna yang segar. Dan kita mengetahui secara pasti tema ini akan dinafikan oleh modernisme.

Buku ini menawarkan berbagai pemikiran yang dapat menjadi sumber tulisan atau penelitian berikutnya. Masalahnya, tinggal bagaimana kita memanfaatkan gagasan-gagasan itu untuk memperkaya tradisi keilmuan yang nantinya diharapkan mampu menjawab tantangan dan problematika kontemporer.

beli buku klik di sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar