8 Mar 2013

Keajaiban Haji dan Umrah

Cover by: Satrio Amal Budiawan
Judul Buku: Kejaiban Haji dan Umrah
Penulis: KH. Muhammad Sholikhin
Editor: Sani Nur Latifah, Hijrah S. & Adhika Prasetya
Tebal Hal: 246
Penerbit: Erlangga, Maret 2013


Ibadah Haji dan Umrah di tanah suci adalah upaya menapaktilasi proses penciptaan dan kejadian diri manusia. Prosesi Haji dan umrah adalah refleksi “kembali ke jati diri” dan aktualisasi pengenalan diri, yang mengantarkan pada upaya pengenalan terhadap Allah secara nyata.

Buku setebal 246 halaman ini menyuguhkan pengalaman spiritual menyelami makna-makna terpendam yang terdapat di dalam dua ritual yang hanya dilakukan di kota suci Mekkah itu. Melalui pengamatan penulis, atas dasar teks Al-Qur’an, sunah Nabi, sufisme, dan juga refleksi pengalaman haji para ulama sufi, dua ritual umat Islam ini dibedah dengan tajam dan mendalam, Tidak hanya itu, penulis juga tanpa ragu membeberkan tesis-tesis menarik tentang haji dan umrah, di mana salah satunya penulis mengaitkan hubungan semua ritual haji dan umrah dengan angka-angka dan tubuh manusia.

Menurut penulis, semua jejak Haji dan Umrah yang ada di tanah suci ternyata dipancangkan dan ditetapkan oleh Allah SWT di dalam tubuh manusia. Inilah makna “panggilan Haji” yang sesungguhnya, di mana pada hakikatnya, kelahiran manusia ke dunia adalah Ibadah Haji itu sendiri, dan untuk itulah maka pencarian jejak ke tanah suci menjadi hal yang bersifat fitrah bagi manusia.
Selanjutnya penulis mengatakan bahwa prosesi haji dan umrah tidak cukup dipahami hanya dengan melihat aspek lahir saja, di mana manfaat-manfaat kesehatan, maupun efek positif dari interaksi sosial yang diperoleh melalui ibadah ini begitu besar. Lebih jauh, haji dan umrah harus dipahami dalam kerangka filosofis agar dapat dipahami secara utuh dan benar. Jika puasa dan shalat dikerjakan untuk mensyukuri nikmat-nikmat badaniyah, dan zakat dilaksanakan untuk mensyukuri nikmat harta, maka haji adalah penggabungan dari keduanya.

Nikmat Allah tidak akan pernah dapat dihitung oleh kemampuan matematis manusia. Shalat, puasa, dan zakat sebagai representasi ungkapan rasa syukur, masih terlalu terbatas untuk dikatakan sebagai puncak dari ekspresi rasa syukur itu. Hal ini, karena dalam ibadah yang telah disebut di atas memiliki fungsi dan proporsi masing-masing. Berbeda dengan haji yang di dalamnya terkumpul sebagian besar tugas dari ibadah-ibadah di atas.

Penulis menutup rangkaian penjelasannya tentang haji dan umrah dengan bahasan tentang ajaran haji dan umrah tentang persatuan, keuniversalan, humanisme berbasis spiritual, dan pemaknaan terhadap kereligiusan secara lebih mendalam.

Haji adalah ibadah yang mengedepankan kebersamaan antarumat Islam. Sedangkan manusia diciptakan tidak pada satu tempat, satu bahasa, dan satu budaya. Mereka menetap di tempat yang saling berjauhan. Maka Haji adalah ibadah di mana mereka dapat bersatu-padu dalam satu tujuan yaitu beribadah kepada Allah.

Beli Buku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar