19 Mei 2011

Mari Tafsirkan lagi, lagi, dan lagi!


Beberapa hari yang lalu Saya menonton film berjudul The Pursuit of Happyness di salah satu stasiun TV Swasta, film ini dibintangi oleh Will Smith (Crish Gardner), Jaden Smith (Christopher), Thandie Newton (Linda). Sebuah film tentang pertarungan seorang kepala rumah tangga yang bernama Crish Gardner dalam memperjuangkan kehidupannya bersama Linda istrinya, dan Crhistopher anaknya.

Terus terang Saya belum pernah menonton film ini sebelumnya. Padahal film ini pertama kali dirilis 4 tahun yang lalu. Cukup lama juga film ini. Yah, walaupun demikian, Saya Bagi Saya film ini adalah film yang baru. Film ini sungguh menggugah, begitu dramatis, Will Smith dan Jaden Smith sangat berhasil dalam memainkan perannya masing-masing.

Film ini bersetting pada tahun 80-an di San Francisco, California. Chris dan keluarganya hidup di apartemen kecil. Chris adalah salesman yang menjual beberapa alat scanner tulang (Bone Density Scanner) portable . Chris menjual alat ini ke rumah sakit-rumah sakit. Karena harganya cukup mahal dan jarang ada rumah sakit yang mau membeli alat ini, maka tidak jarang dalam satu minggu Chris tidak memiliki penghasilan. Linda, istrinya, yang hanya bekerja sebagai buruh di sebuah laundry tidak bisa banyak membantu Chris yang harus membayar sewa rumah dan tagihan-tagihan yang semakin menumpuk. Linda tidak mampu hidup dengan keadaan demikian, dan akhirnya ia pergi ke kota New York meninggalkan Chris dan Christopher.

 Setelah ditinggal istrinya, Chris menerima tawaran magang tanpa dibayar di sebuah perusahaan pialang Dean Witter Reynolds yang menjanjikan pekerjaan bagi peserta magang terbaik. Dalam masa magang yang tak dibayar itu, Chris mulai kehabisan uang. Akhirnya ia dan anaknya diusir dari rumah sewanya dan menjadi tuna wisma. Selama beberapa hari ia tidur di tempat-tempat umum, namun kemudian ia memutuskan untuk tidur di rumah singgah Glide Memorial Chruch. Karena keterbatasan tempat, mereka harus mengantri untuk mendapatkan kamar. Kadang mereka berhasil, kadang gagal dan terpaksa tidur diluar. Kemiskinan dan ke-tunawisma-an ini semakin mendorong tekad Chris untuk menjalankan tugas dengan giat dan mendapatkan pekerjaan di Dean Witter Reynolds.
Di akhir cerita, Chris berhasil menjadi peserta terbaik dan diterima bekerja di sana. Beberapa tahun kemudian, ia mendirikan perusahaan pialang sendiri, Gardner Rich. Pada tahun 2006, ia menjual sebagian kecil sahamnya dan berhasil mendapatkan jutaan dolar dari penjualan itu.

Ada satu dialog yang sungguh sangat menggugah Saya, yaitu di saat Cristopher tengah menghibur ayahnya. Kurang lebih begini dialognya:

Cristopher: “Dad, mau dengar cerita lucu? ada seorang pria yang sedang tenggelam, dan sebuah kapal datang, dan orang di atas kapal itu berkata “Kamu mau ditolong?” dan pria itu berkata “Tuhan akan menyelamatkan Saya. Lalu kapal lain datang dan coba menyelamatkanya, tapi dia berkata “Tuhan akan menyelamatkan Saya”. Lalu pria itu tenggelam dan sampai di surga. Lalu pria itu berkata “Tuhan, kenapa Engkau tidak menyelamatkan aku?”dan Tuhan berkata “Kan aku sudah mengirimkan mu dua kapal besar untukmu, bodoh!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar