Penulis: Abu Yasid
Editor: Hijrah &Adhika
Cover: Satrio Abe
Tebal Hal: x + 170
Tahun Terbit: Februari 2014
Islam dengan misi rahmatan lil’alamin yang diembannya sering kali dikontraskan antara idealisme ajarannya dengan realitas
umatnya. Tak hanya itu, Islam juga sering didikotomisasi antara dimensi sakral
dengan dimensi profan ajarannya; antara teosentris dengan antoposentris
kandungannya; bahkan antara aspek religiositasnya yang paling asasi dengan
perkembangan peradaban bangsa yang paling terkini.
Buku ini mencoba merekonstruksi pemaknaan Islam sebagai agama
samawi terakhir yang sempat terlahir di muka bumi ini. Kita menyadari, di
tengah derasnya arus globalisasi dan pesatnya teknologi informasi dan
komunikasi seperti saat ini posisi Islam sering diperdebatkan. Apakah Islam
harus takluk mengikuti irama perubahan yang niscaya atau sebaliknya, setiap
perubahan mesti memiliki acuan formal berupa nilai-nilai mashlahah dalam
ajaran suci?
Kemunculan wahyu sebagai sumber inspirasi ajaran mempunyai nilai
kebenaran mutlak dan absolut. Tetapi pemahaman terhadap teks wahyu itu sendiri
bersifat nisbi dan relatif. Melalui kerangka pemahaman wahyu yang kreatif dan
dinamis (istinbath) diharapkan Islam dapat memantulkan nilai-nilai
eternal dan universal. Dalam tataran praksisnya, Islam sering memadukan dua
titik ekstrimitas yang saling berlawanan: antara esoteris dan eksoteris; antara
konstan dan elastis; antara pokok dan cabang; antara otoritas wahyu dan
kapasitas akal-budi; dan seterusnya. Dengan pemaknaan seperti ini Islam
diharapkan tampil dengan performanya yang inklusif, moderat dan kosmopolit menghadapi tuntutan perubahan tanpa harus
bergeser dari titik orbitnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar