29 Apr 2011

Yang Jelas, Ada yang Mencemari Hati Kita

Manusia sejak lahir telah membawa kesadaran suci dan murni--dalam Islam disebut "fitrah", dalam buddha disebut "kesadaran buddha"--yang akan membawanya bersikap dan berpikir seperti apa yang dikehendaki Tuhan. kesadaran yang dibawa manusia bersifat 'mabni' atau tidak dapat berubah. kesadaran ini berada dalam hati, tubuh, dan pikiran manusia kemudian larut bersama kehidupan yang dijalaninya.

Selain kesadaran murni ada pula yang disebut dengan kesadaran kotor--dalam ajaran Buddha disebut lobha dosa mokha. kesadaran yang kedua ini lahir sebagai tamu yang datang dalam tubuh manusia, tugasnya adalah menggoda dan memalingkan kesadaran dasar manusia pada kesadaran yang bertentangan.

Kesadaran kotor berwujud kenikmatan duniawi yang selalu membuat manusia terlena, terlihat kekal, namun sejatinya semu. Kenikmatan yang tidak terbatas, kenikmatan yang tidak sudi dibatasi norma-norma. Kenikmatan yang sangat akrab dengan kehidupan manusia, yang mampu memalingkan pandangan hitam menjadi putih, semu menjadi abadi, salah menjadi benar, buruk menjadi indah, salah menjadi benar.

Di antara dua kesadaran tersebut, tidak jarang manusia selalu memilik untuk terjebak dalam kesadaran-kesadaran yang kotor ketimbang mempertahankan kesadaran murninya. Manusia--yang akrab dengan kenikmatan tanpa batas--tentu lebih memilih kesadaran semu dan kotor dan membiarkan kesadaran dasarnya terkontaminasi.

Namun, kesadaran murni tidaklah akan pernah hilang, ia hanya terkontaminasi. Jika manusia menginginkan kesadaran murninya kembali lagi padanya, maka ia harus menyucikannya dari kesadaran kotor. Itulah mengapa kita harus tetap rajin-rajin membersihkannya dengan mengingat Tuhan (zikir) dan berbuat baik kepada sesama.

Tidak gampang memang menjaga jiwa agar tetap suci. Tapi berusahalah! itulah yang akan dihargai dan diharapkan Tuhan kepada kita. Serahkanlah jiwa ini pada-Nya.
Begitulah hati kita diciptakan, suci, namun rentan kotor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar