5 Mar 2012

Tentang Makyun Subuki

Namanya Makyun Subuki (Kalau tidak salah, Saya pernah tahu arti dari nama ini, tapi maaf, sekarang lupa! *seseorang dari jauh* “yee gimana gak lupa? Gelas aja pecah ama luh!! *tiba2 hening) kerap dipanggil Mas Makyun atau Wa Buki, ada juga yang memanggil Oom Makyun… pokoknya bebas lah mau panggil apa aja.. ini kan negara demokrasi 

Tokoh kita yang ganteng ini paling gak suka sama anak muda yang kerap menyelipkan kata “secara” (dan sejenis) di sela2 kalimatnya. Sungguh bagi Makyun kata-kata itu benar2 melukai bahasa! (harap maklum! Emosi kuncen bahasa memang begitu) Ini sama saja pemerkosaan bahasa! Harus dibasmi! Begitu teriak makyun saat mengusir si *LAMHOT* (maaf disensor, gua takut kalau gua tulis namanya nanti si Ian bisa marah (secara) dia kan pacarnya), nah, terlebih karena si lamhot ini salah satu anak (yang kesasar masuk) Altar. Tidak hanya itu, kekesalan Makyun ini juga dipicu atas kenyataan bahwa si lamhot suka banget sama kartun jepang.. (Ya salaaamm.. luh tau sendiri kan? Orang Jepang aja gak Pede punya mata sipit, makanya dia bikin kartun yg matanya belo, kok malah disenengin..? walhasil marahlah si abang kita satu ini. Mereka pikir mereka sedang membangun peradaban? Padahal mereka sedang meruntuhkannya! Ujarnya di suatu hari.

Makyun Subuki, (bagi saya ini orang ini *maaf maksud saya nama ini aneh), awalnya saya ragu kalau dia benar-benar mampu bermain gitar. Dari sekian pemain gitar yang saya kenal, dimulai dari Paul Gilbert, Erick Jonson, Steve Vai, Marty Friedman, John Petruci, sampai Joe Satriani, bener-bener ya, sama sekali tidak ada yang semodel (tampangnya) dengan abang satu ini (hahaha PUAS!!! kapan lagi ngecengin Makyun?), yaa paling tidak mendekati, tapi itu pun tidak, sampai suatu hari hari saya tersadarkan ternyata tampang tdk menjadi jaminan, buktinya, keterampilannya bermain gitar.. huuuuhhh itu gitar serasa teraniaya!!! Bagi saya caraya bermain gitar benar-benar sinting!

Kalau soal bahasa dan filsafat, jangan coba macem-macem dengan (meminjam panggilan Hafas) Mas Makyun  ini, teori ilmu bahasa mana yang dia ngga tau? Njelimet-njelimetnya bahasa mana yang gak tau? Saya aja nih, waktu nulis ini, tadinya ragu-ragu dan sedikit takut, tapi syukurlah saya ini orangnya rada sok pinter dan rada songong, jadi slow ajah. Ciiirrrssss..

Bicara tentang perangai, nah, perangai Bang Makyun ini tergolong aneh. Ia bisa saja tiba-tiba menjadi pemarah, tiba-tiba menjadi lucu, menjadi culun, bahkan tak jarang ia kerap memaki-maki dirinya sendiri (aneh bukan?) selipan kata goblok, bego, waakwatuha (sengaja pake domir “ha”, kalau “hu” entar larinya ke Tuhan) kerap mampir di sela2 kalimatnya, jadi kalau gak terbiasa dengan kebiasaannya ini silakan menderita.

Wa Buki pernah bercerita (ini versi lebay gua aja) perihal pengalamannya melamar CPNS untuk menjadi diplomat (hah? diplomat? yang bener aja wa?) salah satu persyaratannya adalah sehat secara jasmani dan rohani. Nah, ceritanya Wa buki ini periksa kesehatan nih.. (gak pernah denger makyun periksa kan? Yeaah namanya juga lagi nyari kerja.. lu paham dah semangatnya!), setelah diperiksa itu dokter, alangkah kagetnya wa buki, ia divonis punya gangguan secara psikologis, Wa Buki dibilang suka tampramental gak jelas…(mohon koreksi wa, kalau cerita ini salah, koreksi harap di email supaya selipan kata2 makian luh cukup gua aja yang tau) eh bukannya terima kasih, wabuki malah gak terima dan maki-maki itu dokter (lagi2 ini versi lebay). Tapi kayanya bener ini orang tampramental mengidap gak jelas.

Makyun namanya, ngopi dan rokok teman akrabnya, ia sangat pandai merangkai kata-kata, sangat pandai merangkai nada2 dan sangat pandai bicara tentang bahasa, tapi tidak pandai merangkai makian (makian juga harus tertata  wa.. lu kan dosen lunguistik! Gimana sih?).

Pada getar nada yang ia ciptaan dalam dalam musiknya, ia seakan berbicara tentang kehidupan  yang tak kunjung habis diterjemahkan, bahkan nada tak jua usai memahaminya, begitu ucapnya, ketika kami terlibat perbincangan petihal perempuan (loh apa hubungannya?)

Gelar Al-Majistir (sebentar lagi Doktor) tidak membuatnya lantas congkak, lihat saja, sampai sekarang dia masih konsisten makan di warteg Bu Mus! makannya di pinggir jalan lagi!! saya gak tau apakah maksud dan tujuannya mau ngirit, atau memang lopropail (kata orang sonoh), yang jelas saya hanya bisa menduga kalau dia benar2 hanya punya jatah terbatas dari istrinya!!wkwkwwkwk piss wa!!! namanya juga suuzzan.

Makyun sang gitaris idola, begitu ucap salah satu anak Riak kepada saya (sayangnya itu anak riak bukan cewek, tapi si Irex). Matanya terkadang kosong, terkadang liar, terkadang tak mampu ditebak (terutama kalau sedang tidur) Ada emosi kering yang ia titipkan di ujung sorot matanya, sorot mata yang melecehkan orang yang tak mau pintar, paling tidak berusaha menjadi pintar.

Makyun Subuki, manusia yang cerdas pikirannya (karena blm tentu cerdas akhlak ya) ini kerap kali menjebak lawan bicaranya pada posisi terpojok, tersubordinasikan, teraniaya, yang akhirnya akan merasa dirinya bodoh, dan memaki dirinya. Baginya, berpikir membuat orang lain tampak bodoh dan membuat kita semakin bodoh, begitu jargon yg sangat diagung2kannya itu saya kutip dari blognya de_makyun —yg gak pernah diapdet lagi (post terakhir masih ulang tahun sanggar altar aja wa itu.. ckckckck)

Jauh dari perangai sebelumnya, Makyun Subki, Abi dari satu orang anak ini (sekarang mao dua), kini lebih bijak, cara berpakaiannya lebih baik, tutur katanya lebih baik, akhlaknya (kalau yang ini saya belum tau). Ia selalu mengajarkan jadilah manusia yang selalu ingin tau! Setelah saya renungi, imbauan ini ada benarnya juga, ternyata keingitahuan adalah awal ilmu pengetahuan, lalu dilanjutkan dengan “sotoy” yg dlm bahasa ilmiah disebut hipotesa! Gua yakin luh setuju Wa!

Begitulah Makyun, seorang yang selalu digiring takdir yang sulit diterjemahkan, tidak dengan logika, tidak juga dengan intuisi, ia mengalir seperti apa adanya. Saya bangga punya abang seperti makyun (terutama setelah dia menyandang M.Hum dan menerbitkan buku, hehehe soalnya ada nama gua disebut di kata pengantar).

Makyun Subuki, banyak ilmu yang saya timba dari mas yang satu ini, baik itu ilmu yang bersarang di kerangka2 buku hasutannya maupun buku2 dari alam dan kehidupan. Membaca makyun seperti membaca sejarah.. begitu panjang dan membosankan.. tapi, dia akan berikan apa saja yang dimilikinya bagi siapa saja yang mau membacanya!

teruntuk kawan Makyun sang dosen UIN yg sedang menyelesaikan s3 nya di UI ...Teruslah tampramental!! *loh??

Tidak ada komentar:

Posting Komentar