13 Des 2010

Fragmen 2

Terompet kanakkanak jelajahi pasarmalam/keteduhan mempertimbangkan kemuraman bintang, awan-awan membentuk angkaangka jatah preman pasar pagi yang merauk rakus kemeja usang di samping keranda hari seperti binatang galak, lapar memang, namun semut yang sempat mengeja rincis hujan melakukan transaksi keuangan di mejameja kantor televisi dan radioradio lokal/ di pinggang titik kulminasi comberan katakata dari duaperempat irama subuh memeluk peluh para saudagar arab yang pergi sembahyang/calon istri banyak pintanya bisikku pada ronaldinho, henry, messi dan eto’o di layar besar rebut kemenangan kita, bisik nyamuk kali yang berak di lengan bagian kiri temanku yang kini tak memiliki pagi/bilakah memang antara ajal dan pengharapan tak bisa lagi kita bedakan dengan hukum dan kesamarataan, maka aku yang akan berkata pada mimpi inilah kami dengan keterbatasan mental dan keinginan karena selalu saja kami menginginkan sesuatu yang mudah, semudah berkata. berkata dengan semaunya.

Seperti dimuat di laritelanjang.net
Ilustrasi Oleh: laritelanjang.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar