The Queen and the Rebels oleh Saturday Acting Club |
Tanggal
3 Oktober tahun lalu, malam hari di Salihara, saya dan dua sohib senior sejoli Abud
dan Efri, menyempatkan diri untuk menonton suguhan drama dari Saturday Acting
Club, sebuah kelompok teater dari kota Jogja. Mereka membawakan naskah berjudul
“Pemberontak dan Ratu”. Pementasan ini adalah bagian dari rangkaian acara
festival Salihara tahun lalu. Efri yang membayari tiket kami bertiga.
Kami
bertiga duduk di barisan bangku paling depan, Andri dan Efri duduk berdampingan
di tengah barisan depan, sementara saya memilih duduk terpisah, yaitu di
samping barisan tepat dekat salah satu pintu masuk panggung.
Saat
masuk, telinga kami diperdengarkan alunan piano yang pelan. Panggungnya
berbentuk proscenium, tampak setingan sebuah ruangan yang lengkap dengan satu
meja dan bangku-bangku. Saya duduk sudah agak lama namun pementasan belum jua
dimulai, alunan piano masih diperdengarkan. Penonton sudah penuh. Tak lama,
suara piano redup berganti bunyi-bunyian rentetan senjata api, sesekali bom,
dan atmosfer perang perlahan demi perlahan merasuk dalam peristiwa. Setelah itu
peristiwa demi peristiwa mulai dimainkan sampai usai. Intinya keluar gedung
teater kami membawa secercah cahaya terang.