”Keinginan Adalah Sumber Penderitaan.” – Seperti
Matahari, Iwan Fals.
Mungkin
sudah lumrah sebagian kita memandang bahwa harta benda merupakan alat untuk
mengukuhkan identitas sosial yang sangat penting dalam kehidupan. Kekayaan harta
bendawi telah menjadi tolok ukur kebahagiaan, kepuasan, dan kenikmatan hidup.
Secara
kasat mata, harta benda memang telah mencukupi hidup dan kepuasan kita, namun apakah
semua harta benda itu “benar-benar” mencukupi hidup kita? Atau jangan-jangan semua
itu hanya kepuasan semu? Masihkah ada yang ingin kita capai? Karena terkadang
kita tidak pernah merasa cukup dengan semua itu, kita terus saja menumpuk harta
kekayaan, mengejar ambisi jabatan, status sosial, dan lain sebagainya. Sebenarnya
apa yang kita cari?
Ambisi
dan keinginan benar-benar telah membutakan kita. Tidak sedikit dari kita yang
ketika kesulitan dan kesengsaraan melanda hidup, kita berusaha memohon
mati-matian kepada Allah untuk keluar dari kesulitan tersebut, namun ketika
Tuhan melimpahkan rezekinya, kita kemudian berpaling dari-Nya, kita seakan
menjadi orang yang tidak sadar karena dimabuk harta yang berlimpah. Bukankah itu
berarti kita telah berlaku curang? Sungguh kerdil dan tamaknya manusia.