Teater Gidag Gidig in Action |
Jujur, seumur hidup saya, saya belum pernah menyaksikan suguhan karya teater sebagus yang disuguhkan oleh kelompok teater ini. Waktu itu saya dan beberapa teman di kelompok teater saya (sanggar altar) menyaksikan teater Gidag Gidig mementaskan drama karya Putu Wijaya yang berjudul Dag Dig Dug di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki, namun entah tahun berapa saya lupa. Melihat apa yang suguhkan teater Gidag Gidig ini membuat saya terus berpikir dan membayangkan betapa kerasnya usaha mereka dalam menaklukkan dan menerjemahkan konflik-konflik dalam naskah Putu Wijaya yang konon katanya selalu "meneror mental" itu. Drama Dag Dig Dug begitu anggun dibawakan kelompok teater ini. Di tangan mereka drama ini begitu gurih sangat impresif. Saking gurihnya, bahkan pada saat itu saya merasa tidak sedang menonton suatu pertunjukan, melainkan menyaksikan kehidupan nyata. Terima kasih teater Gidag Gidig atas suguhan bagusnya, semoga amal ibadah Anda sekalian selalu dicatat dan diterima oleh Tuhan Yang Mahakuasa.Oh iya, tulisan ini sengaja ditulis sebagai ungkapan bahagia saja, jika ingin membaca ulasan tentang naskah drama Dag Dig Dug karya Putu Wijaya ini, saya sarankan Anda mengunjungi http://skripsi.dagdigdug.com dijamin Anda akan mendapatkan ulasan yang menarik.
Berikut di bawah ini semacam profil teater Gidang Gidig yang sengaja saya ambil dari www.kelola.or.id
TEATER GIDAG GIDIG didirikan pada 21 September 1976, di SMAN 4, Surakarta. Anggotanya, anak-anak SMA, dan Hanindawan masih seorang aktor. Pimpinan dan sutradaranya, Bambang Sugiarto, kakak kelas Hanindawan. Pada 1982, Hanindawan sempat menyatakan berhenti, tapi malah diminta memimpin kelompok itu. Maka, sejak itu hingga sekarang, tampuk pimpinan kelompok ada di tangan Hanindawan.