23 Feb 2012

Tentang Purwo Sasmitho

foto dibajak dari facebook
Namanya Purwo Sasmitho, (entah apa yang ada di benak ayahnya waktu meminang nama ini ke dunia) kerap dipanggil ipoenk, tubuhnya segar, (silakan ciptakan garis imajiner sesuka Anda), penuh bulu tebal nan aduhai, matanya liar terlebih ketika melihat kain hitam tak bertuan. Paling tidak ada dua hal yang tak luput dari ciri khas laki-laki pecinta topi ala army ini, pertama durasi waktu mandinya yang aduhai lama dan kedua kritik spontan nan pedas ketika merespons sesuatu yang tak disukainya. 

Hidup adalah persimpangan panjang nan membosankan begitu ucapnya ketika suatu saat kami terlibat dalam perbincangan (gua harap luh lupa kata-kata itu poenk). Ipoenk tak pernah merasa lelah jika ia menginginkan sesuatu, selama dengkul belum copot dari kaki, selama itu juga harus dikejar. Pola pikirnya yang sistematis telah membawa ia diklaim beberapa pihak sebagai manajer andal. Terbukti di beberapa pertunjukan, ia tercatat sukses sebagai pimpro alias pimpinan proletar eh maksudnya produksi.

Ipoenk tak suka dengan basa basi “das des das des” itulah moto yang ia reduksi sebagai jalan hidup yang memang harus dihadapi dengan cekatan. Hidup yang keras harus dihadapi dengan keras sekeras tarikan kopling skuter yang entah di mana rimbanya sekarang (RRrrr, gitu kan poenk?)

Namanya Purwo, ada juga yang memanggilnya maspur. Laki-laki yang getol mengeksplorasi tubuh dengan gestur-gestur aneh ini paling suka menindas (mmm maksud saya benar-benar menindas *ini terdengar seperti curhat endapan*) terlebih ketika pemanasan sebelum latihan teater. Padahal berat tubuhnya di atas rata-rata tapi ia mampu menahan tubuhnya selama mungkin ketika stretching (sumpah ini benar-benar menindas untuk kami para lelaki ceking. 
Muka penindas bukan? *eh apa culun y?

Penindasan (maaf, cuma kata ini yang tepat) yang dilakukan maspur sama halnya seperti yang dilakukan saudara Hafas Barbahar, *silakan kontak beliau untuk reonian di klub penindas*). Nah, semua yang saya sebutkan di atas tadi justru itulah yang membuat bang ipoenk ini unik, (gak sabar saya jadi ingin angkat satu gelas bir penuh buat orang satu ini). 

Fokus dan serius itu kata kunci yang selalu didendangkan Ipoenk pada semua lini kehidupan, termasuk latihan yang menyiksa tadi *lagi-lagi curhat endapan*

Namanya Purwo orang memanggilnya Bang ipoenk Altar, nama belakang inilah yang terus melekat di dahinya, siapa yang tak mengenal dia? Manusia (meminjam istilah Hafas) Begawan yang terus eksis dan malang melintang di istana kesenian ciputat. Bravo abang!!!

2 komentar: