“Jika ingin menghancurkan sebuah bangsa dan peradaban, hancurkan buku-bukunya, maka pastilah bangsa itu akan musnah.” - Milan Kundera
Sudah Sejak lama umat manusia selalu berkeinginan untuk mendapatkan dan juga menyebarkan informasi atau pengetahuan yang dimilikinya kepada orang lain. Sayangnya, keinginan itu belum dapat dibarengi dengan teknologi yang canggih sehingga biasanya, informasi hanya dapat disampaikan secara tutur atau diceritakan turun-temurun, dari mulut ke mulut, dan ini membutuhkan ingatan kuat yang ditampung oleh si pencerita. Tentu, jika ingatan si pencerita pudar, atau bahkan ia meninggal, tentu informasi itu ikut terkubur tak berbekas. Kesulitan berjamaah itu kemudian melahirkan ide-ide baru dalam hal mengabadikan sebuah informasi.
Maka lahirlah orang-orang mesir yang mulai menuliskan simbol-simbol informasi di lembar daun Papyrus. Bangsa Cina yang menuliskan sejarah para kaisar dan orang-orang suci di atas potongan kayu dan bambu, dan orang Timur Tengah yang menulis di potongan kulit domba yang atau kulit binatang lainnya.
Teknologi ‘kertas’ lalu pertama dibuat
oleh bangsa Cina sekitar tahun 105 Masehi. Awalnya terbuat dari serat bambu,
lalu diteruskan dengan jenis kayu lainnya. Inilah kebangkitan awal bangsa Cina
yang berhasil menjadi negara pengekspor kertas ke hampir semua belahan dunia.