27 Feb 2012

Tentang Sanggar Altar

Tidak ada komentar:

Altar itu kelompok penghujat yang selalu memprovokasi dan mengkritik kesenian di zamannya, seperti Nietzsche yang memprovokasi dan mengkritik kebudayaan Barat di zamannya. Dan kedua2nya mencoba keluar dari hegemoni pemikiran Plato!!!

Altar itu kelompok pemarah, sama halnya dengan Nietzsche yang selalu menaklukkan nihilisme dan memposisikan manusia sebagai manusia purna yang memiliki kehendak untuk berkuasa. Kalau dialtarkan—meminjam istilah Risfana Faisal—istilah ini lebih dikenal dengan MANUSIA (lebih tepatnya laki-laki) MAHAL. Kalau gak salah ajaran ini pernah termanifestasi dalam ACM (Aliansi Cowok Mahal) dan JGK (Jomblo Garis Keras).

23 Feb 2012

Tentang Purwo Sasmitho

2 komentar:
foto dibajak dari facebook
Namanya Purwo Sasmitho, (entah apa yang ada di benak ayahnya waktu meminang nama ini ke dunia) kerap dipanggil ipoenk, tubuhnya segar, (silakan ciptakan garis imajiner sesuka Anda), penuh bulu tebal nan aduhai, matanya liar terlebih ketika melihat kain hitam tak bertuan. Paling tidak ada dua hal yang tak luput dari ciri khas laki-laki pecinta topi ala army ini, pertama durasi waktu mandinya yang aduhai lama dan kedua kritik spontan nan pedas ketika merespons sesuatu yang tak disukainya. 

Hidup adalah persimpangan panjang nan membosankan begitu ucapnya ketika suatu saat kami terlibat dalam perbincangan (gua harap luh lupa kata-kata itu poenk). Ipoenk tak pernah merasa lelah jika ia menginginkan sesuatu, selama dengkul belum copot dari kaki, selama itu juga harus dikejar. Pola pikirnya yang sistematis telah membawa ia diklaim beberapa pihak sebagai manajer andal. Terbukti di beberapa pertunjukan, ia tercatat sukses sebagai pimpro alias pimpinan proletar eh maksudnya produksi.

17 Feb 2012

Tentang Hendri Yetus Siswono

3 komentar:

foto diambil saat Hendri mengumumkan saldo amal musolah
Namanya Hendri, kerap dipanggil Mashen, Yetus, atau Rahim (yang terakhir ini panggilan aneh dari abeng, entah dari mana asal-usulnya, saya sempat menanyakan kepada yang bersangkutan, tapi cuma dijawab “wih wih wih berkembang luh ben.. berat pule.. apa yang mau diangkat? Nah, repotkan nerusinnya? Yaudah biarin aja”). Wajah rupawan, senyum manis menawan menyungging dari gigiya yang gingsul aduhai, rambut tebal, lebat nan hitam pekat rapi tertata dan klimis, kumisnya tipis, pertanda ia rajin merawatnya, matanya sedikit sayu dan nanar namun cukup membuat para wanita rela bergelantungan di bahunya. Setelan kemeja putih dengan susur-susur hitam lembut garis simetris ke batas bawah dan celana jeans mulus wangi kerap membalut tubuhnya. Tidak terlalu tinggi memang, namun terlihat (ingat! terlihat) kekar dan cukup atletis. Biasanya tas pinggang hitam model tergress selalu menghuni bahu kanannya, di dalamnya terdapat paling tidak dua bungkus rokok gudang garam filter, buku sastra (lebih spesifiknya kumpulan puisi WS. Rendra), dan beberapa biji koinan sisa kembalian beli rokok. Perangainya lembut, padahal alisnya tebal (itulah uniknya, hah unik? Barang antik kali?) Tutur katanya tertata baik, pertanda dia doyan baca dan diskusi, terlebih ketika ia tengah menggoda seorang perempuan.  

16 Feb 2012

Mulla Shadra; Jembatan Arus Pemikiran

3 komentar:
Isroqiyyah http://isyraq.wordpress.com
Kita telah mengenal dua aliran filsafat yang—konon katanya—saling bersebrangan, yaitu filsafat Peripatetik dan Iluminasionis, selain dua aliran tadi, kita pun juga telah mengenal Teologi dan Tasawuf. Secara garis besar, dari keempat aliran yang disebutkan di atas, terdapat dua metode yang dianggap ‘hampir sama’, yang digunakan oleh masing-masing aliran di atas. Metode yang dipakai oleh kaum teologi dan peritatetisme, bersifat deduktif atau silogistik, yakni penyusunan premis-premis dari kebenaran umum untuk menghasilkan kesimpulan. Sedangkan kaum sufisme dan Iluminasionis berangkat dengan metode Intuitif atau eksperiensial, yaitu, bahwa mengetahui sesuatu adalah untuk memperoleh suatu pengalaman tentangnya (sesuatu tersebut), yang berarti pula, intuisi primer atas determinan-determinan sesuatu.

Empat aliran, dalam ulasan singkat di atas, kemudian dipertemukan dalam suatu pandangan (mazhab) baru, yaitu filsafat Mulla Shadra, sosoknya—oleh Karen Amstrong—disebut-sebut sebagai filusuf mistik syi’ah, yang karyanya menjadi inspirasi bagi para cendikiawan, para revolusioner, dan modernis, terutama di Iran . Perbedaan mazhab Peripatetik dan Iluminasionis—meminjam istilah Murtadha Muthahhari—mulai ‘didamaikan’ oleh Shadr al-Muta’allihin. Ia juga telah berhasil menjawab pelbagai hal yang menjadi pertentangan antara filsafat dan tasawuf (irfan). Bahkan Murtadha Muthahhari menilai filsafat Mulla Shadra telah berperan sebagai jalan persimpangan yang menemukan Peripatetisme, Iluminasionisme, irfan, dan teologi/kalam. Namun pada kesempatan kali ini, saya akan mengulas secara tipis, kulit bagian luar dari filsafat Mulla Shadra, yaitu yang terbagi pada tiga wilayah pengulasan, antara lain seputar biografi dan dua pandangannya tentang hakikat jiwa dan wujud.     

MUI, Kontroversi Fatwa MUI, dan Buku Himpunan Fatwa MUI

Tidak ada komentar:
Bagi kita—yang beragama Islam dan hidup di abad sekarang ini, nama Majelis Ulama Indonesia (MUI) sebagai lembaga agama yang membidani berbagai kelahiran keputusan agama (baca: fatwa) tentu tidak asing lagi. Lembaga ini dikenal masyarakat sebagai lembaga yang berwenang dalam memusyawarahkan suatu masalah yang berkaitan dengan masalah agama dalam masyarakat. Ide pelembagaan agama yang kemudian dinamakan dengan Majelis Ulama Indonesia ini sebenarnya adalah cita-cita lama para ulama, zuama, dan cendekiawan Muslim sejak dulu, namun ide tersebut baru terealisasi pada tanggal, 7 Rajab 1395 H, bertepatan dengan tanggal 26 Juli 1975 di Jakarta. Majelis Ulama Indonesia—seperti yang ditulis dalam laman resmi MUI—adalah wadah atau majelis yang menghimpun para ulama, zuama, dan cendekiawan Muslim Indonesia untuk menyatukan gerak dan langkah-langkah umat Islam Indonesia dalam mewujudkan cita-cita bersama. Majelis Ulama Indonesia berdiri atas kesepakatan dari pertemuan atau musyawarah para ulama, cendekiawan, dan zuama yang datang dari berbagai penjuru tanah air.

Masih Pentingkah Pendidikan Agama Islam?

Tidak ada komentar:
Seberapa pentingkah peranan pendidikan agama dalam kehidupan sehari-hari? Khususnya bagi umat Islam? Pertanyaan-pertanyaan mungkin pernah muncul dalam benak kita. Lalu, sudahkah kita menjawabnya?
Dalam Islam, agama dikenal dengan istilah “ad-diin” yaitu istilah yang berasal dari bahasa Arab. Secara terminologi, kata “agama” diambil dari bahasa Sansekerta, sebagai pecahan dari kata “A” artinya “tidak” dan “gama” artinya “kacau”, jadi “agama” berarti “tidak kacau”.

Dahsyatnya Energi Shalat

Tidak ada komentar:
Seberapa seringkah kita mendengar kata ‘shalat‘ dalam kehidupan sehari-hari? Ya ‘shalat’, sebuah kata sederhana yang sering terdengar dalam kehidupan sehari-hari namun berat untuk mengerjakannya. Shalat merupakan salah satu rukun Islam yang implementasinya sudah mulai dinomorduakan oleh sebagian penduduk dunia.
Berbagai alasan pun terlontar ketika waktu shalat tiba, mulai dari masih banyak pekerjaan yang belum selesai, masih mengantuk, masih asyik main games dan lain sebagainya. Laju perkembangan zaman yang semakin pesat telah membuat masyarakat mulai lupa akan pentingnya shalat. Padahal sudah sangat banyak ayat Al-Qur’an dan hadis yang menyinggung akan hal itu.

Kejaiban Doa

2 komentar:
Cover By: Foetry Nivianti
Judul : Keajaiban Doa
Penulis: Roidah
Editor: Andriansyah, Adhika Prasetya
Penerbit: Erlangga, 2012
Halaman: 120

“Sesungguhnya Allah Maha Pemalu dan Maha Murah hati. Allah malu bila ada hamba-Nya yang menengadahkan tangan (memohon kepada-Nya) lalu dibiarkannya kosong dan kecewa.”
(HR. Al-Hakim)

Berdoa merupakan suatu aktivitas yang terlalu berharga untuk disepelekan. Sebab ternyata tidak ada satu doa pun yang tidak dikabulkan Allah SWT. Sebuah hadis menyebutkan bahwa Allah SWT merasa ‘tak enak’ hati jika belum mengabulkan doa seorang hamba yang bermohon kepada-Nya. Jangankan doa hamba-Nya yang saleh, bahkan doa iblis terlaknat sekalipun dikabulkan-Nya. Namun demikian, bukan berarti ketika menghadap-Nya kita mengesampingkan adab, tata cara, serta waktu-waktu yang makbul untuk berdoa. Setiap hamba yang ikhlas dan tak mudah putus asa pasti akan menyadari betapa ajaibnya khasiat sebuah doa.  

Buku ini mengajak kita untuk menyelami lebih dalam makna berdoa sesungguhnya, mengungkap rahasia-rahasia di baliknya, serta memberikan kunci-kunci jawaban agar doa yang kita panjatkan selalu terkabul, sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah SAW.